http://zaqi-rizky.blogspot.com/ $ come here now $

Zaqi & Rizky


ShoutMix chat widget

Jumat, 12 November 2010

Mayoritas Pengungsi Merapi Tak Alami Gangguan Psikologis

Posted by Latest News 02.50, under | No comments



"Sekitar 97 persen pengungsi bisa mengatasi gangguan psikologis temporer berupa syok sesaat," kata Koordinator tim relawan psikologi, Rahmat Hidayat, Ph.D saat ditemui di posko kesehatan di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, Jumat (12/11/2010).

Menurut Rahmat, tim relawan yang tergabung dalam Center for Public Mental Health (CPMH) atau Pusat Kesehatan Mental Masyarakat, Fakultas Psikologi UGM berhasil memberikan bantuan psikologis kepada 340-an pengungsi. Tim memberikan bantuan psikologi dan konseling, mulai dari kasus ringan hingga paling berat.

Menurut dia, kasus yang paling banyak mendapat bantuan psikologi adalah pengungsi yang mengalami ketakutan dan kecemasan secara terus menerus. Mereka kebanyakan mengalami insomia, tidak tenang dan cemas secara berlebihan.

"Jumlah pengungsi yang mengalami seperti ini memang cukup banyak," katanya.

Untuk kasus yang lebih berat lanjut dia, akan menerjunkan tim psikolog dan mahasiswa S2 psikologi. Sementara untuk play therapy bagi anak-anak dilakukan mahasiswa S1 psikologi. Dalam memberikan bantuan psikologis pengungsi dibedakan dua kategori, yakni mereka yang mengungsi dikarenakan lokasi rumah meraka saat ini sedang tidak aman untuk ditempati. Sedangkan kategori lainnya, mereka yang mengungsi betul-betul sebagai korban, karena rumah yang ditempati sudah hancur dan ada beberapa anggota keluarga yang meninggal.

"Pengungsi yang betul-betul menjadi korban ini tentunya perlu mendapat penanganan kita secara serius," ungkapnya.

Selain itu, tim relawan juga menangani 40 kasus yang mengarah kepada kasus gangguan jiwa. Namun hal itu bukan kasus baru akibat bencana Merapi, melainkan memang sudah memiliki riwayat gangguan jiwa. 

"Gangguan itu muncul lagi karena adanya perubahan drastis dengan kondisi mereka menjadi pengungsi," katanya.

Sementara itu anggota tim psikolog lainnya, Dr Tina Afiatin menambahkan dukungan sosial dari keluarga atau sesama pengungsi sangat membantu untuk bisa menyesuaikan diri terhadap kondisi yang dialaminya saat ini. Pengungsi yang mengalami gangguan penyesuaian diri biasanya mengalami insomnia, hipertensi dan psikosomatis.

Hal ini ditunjukkan dengan keinginan untuk segera pulang ke rumah, tidak betah tinggal di pos pengungsian, tidak mau makan dan  tidak mau bicara. "Untuk kasus yang berat, biasanya mereka mengalami ketakutan secara terus menerus, sering menangis, dan mengalami halusinasi," ungkap Tina.

Dikutip dari :
http://www.detiknews.com/read/2010/11/12/173120/1493224/10/mayoritas-pengungsi-merapi-tak-alami-gangguan-psikologis?n991102605

0 komentar:

Posting Komentar