http://zaqi-rizky.blogspot.com/ $ come here now $

Zaqi & Rizky


ShoutMix chat widget

Cerpen & Puisi

Posted by Latest News 01.41, under |


 GALAU
Setiap rumput berbisikan
Mengingatkanku atas dirinya
Angin pun tak mau ketinggalan
Terus mengingatkanku dengan kepergiannya
Dadaku terhimpit leherku tercekik
Ketika bayangan berlari dipikiranku
Kata-katanya berbubah menjadi panah dan siap menukik
Tiada henti menghujam hatiku

                                                         Aku hanya lunglai lemah tersapu oleh waktu
                                                         Kenangannya bagaikan pisau terus menusuk
                                                         Namun baginya itu tulisan di pasir
                                                         Hilang digulung ombak berdesir
                                                         Dewasa ini ku tak mau terjerat lagi
                                                         Oleh duri dibalik indah bunga
                                                         Semua cintanya berubah menjadi hantu
                                                         Yang selalu membuat ku takut 
                                                         Kemarin singgah dan sekarang pergi. 

 Sunset Senja Hari
 Bagai sunset di senja hari..
“Hanya sekilas keindahannya, namun melihatnya merupakan anugerah terindah.”

Kuliah yang terlalu sibuk, membuatku jenuh . Kerinduan mendalam dengan ayah ibu, dan kedua saudaraku pun sudah tak dapat tertahankan. Aku yang kuliah di Universitas Indonesia, tepatnya di Jakarta kini memiliki liburan yang hanya sebentar.
Pagi ini aku bersiap untuk ke bandara Soekarno-Hatta, bersama Bastian sahabatku. Aku berniat untuk pulang ke Bali, ke tempat kelahiranku. Namun disini Bastian hanya sekedar menghantarkanku. Pesawat take off pukul 10.00. Akibat macet, aku sampai di Bandara pukul 09.30 . Aku segera berlari mengemasi barangku .
Sesampai nya di Bali pukul 11.00, aku menuju ke Denpasar. Akhirnya aku telah sampai di  rumah tercinta. Segera aku memasuki rumah. Disana terlihat ayah dan bunda menunggu kedatanganku.
Aku segera memeluk kedua orang tua ku. Kerinduan mendalam kini terobati sudah. Kemudian aku masuk ke dalam kamar yang telah tertata rapi. Ku rebahkan tubuhku untuk melepas kelelahan. Tiba-tiba Bastian menelfon. “Halo”, aku mengangkat. “udah sampe rumah belum Van?”, Tanya nya. “Udah nih, alhamdulillah selamat’, jawabku. “ya sudah kalau begitu, selamat menikmati liburanmu brother”.
Keesokan harinya..
Aku berencana untuk keliling kompleks menikmati udara segar pagi. Kebetulan aku juga rindu dengan sahabat kecilku, Mike. Pagi ini aku berjalan menuju rumah Mike. Rumahnya tak jauh dari rumahku, hanya 15 meter.
“Permisi”, aku memasuki rumah Mike. “Ada apa Bli?”, jawab pembantu nya.”Mike nya ada?”, tanyakku. “Tunggu sebentar Bli”. Sambil menunggu, aku duduk di kursi ruang tamu.





“Eh kamu, kapan balik ke bali?”, tiba-tiba muncul suara dari belakangku. “Iya baru kemaren pagi Mike. Ngageti aja deh kamu”, jawabku. Kami saling bercerita tentang pengalaman yang kami alami selama kuliah. Kemudian akhir percakapan kami, Mike mengajakku untuk hunting foto. Ya inilah hobi kami berdua. Walaupun hanya fotografer amatiran, kami selalu berusaha menjadi professional. Rencana nya, kami akan mengajak para senior untuk hunting foto besok. 
“Terus siapa modelnya?”, tanyaku. “Kita serahin semua sama mas Rizky, kebetulan dia ada kenalan model yang baru naik daun”. “Baiklah”.
Hari berikutnya tepat pukul 08.00, Mike mengabariku mengenai jadwal hunting foto. Rencana nya kami hang out jam 10.00 pagi. Aku pun bergegas prepare. Tepat pukul 09.00, aku menuju ke rumah Mike. Kami akan berangkat bersama menuju lokasi pemotretan.
Sesampainya di rumah Mike, “hei Van, tadi aku dapet kabar dari mas Rizky kalo kita entar yang jemput modelnya”. “haah? Emang kamu tau rumahnya?, tanyaku. “Entar juga di smsin mas Rizky kali Van, santé aja kaya di pantai hahaha” . “Iyadeh, emang modelnya darimana sih? ngga jauh kan?”, tanyaku lagi. “mana aku tau, eehh ini kayaknya sms dari mas Rizky”, jawab Mike sambil mengambil menatap handphone nya. “Gimana katanya?”, aku penasaran. “Ini nih baca sendiri aja ya, kita jemput di daerah situ, aku siap-siap dulu”.
Setelah semua nya siap, aku dan Mike pun berangkat. Seperti biasa pula selalu aku yang menyopiri mobil kesayangan Mike, dia belum berani menyopir karena terauma masa lalu. Perjalanan menjemput si Mitha mebuatku bingung. 20 menit kami berkeliling komplek rumahnya namun tak terlihat seorang gadis sama sekali. Mike mencoba menghubungi nya. Tak lama kami melihat seorang gadis berambut sebahu, dengan dandanan yang glamour di ujung kompleks, tepat di depan sebuah rumah minimalis. Aku fikiri dial ah yang bernama Mitha, segera aku menuju kearahnya.
“Bli Mike?”, gadis itu melihatku dan menanyaiku. Aku hanya tersenyum, mungkkin dia kira aku adalah Mike. “Kamu yang nama nya Mitha?”, Mike keluar dari mobil, dan menyusul kearah gadis tersebut.”Iya”, dia tersenyum sangat manis. Kemudian Mike membantu nya membawa tas perlengkapan. Setelah itu kami menuju lokasi di Hotel berbintang dekat pantai Kute. Kami bertiga sempat bercakap-cakap.”Dek, kenalin aku Mike”, Mike menengok kebelakang dan bersalaman dengan Mitha.” Loh jadi ini ya Bli Mike? Aku fikir yang di sebelah kanan kamu Bli”, ucapnya. “Hehe iya dek, yang disebelah aku ini namanya…”. Belum selesai Mike berkata, aku sudah memotong pembicaraan,”eemm udah diem aja hhaha”.


Dalam perjalanan, aku sering curi-curi pandang melihat Mitha dari kaca. Senyumannya, tawanya, matanya, baru kali ini aku menemukan aura berbeda dari seorang gadis. Dia memang tak seperti para perempuan di Jakarta yang cantik, mewah, glamour, dan over style. Namun justru yang seperti inilah  yang aku inginkan, apa adanya. Namun… apalah ini, apa yang aku fikirkan, tak mungkin aku menyukai gadis yang baru pertama kali kulihat. Hingga sesampainya kami, aku masih terpesona dengan gadis itu. 
Telah banyak fotografer yang menunggu disini. Kami pun bergegas menata lighting serta mencari view yang cocok. Selama berjam-jam sesi pemotretan berlangsung. Aku benar-benar menikmati hari ini, melihat pose dan senyumannya membuatku enggan untuk menoleh kearah lain. Entah apa yang aku rasakan saat ini.
Sore hari, pemotretan telah usai. Rombongan kami menuju ke sebuah restoran terdekat untuk mengisi perut kosong. Letih dan lelah pun tak sedikitpun aku rasakan, aku masih terus memandanginya. Kali ini saat aku sedang melihatnya, dia juga melihatku. Seperti nya dia mulai merasakan ada yang aneh denganku. Aku pun mulai mencoba bersikap biasa. Justru sehabis itu malah dia sering melihat ke arah ku. Aku hanya berpura-pura tak melihatnya.
Jam menunjukan pukul 17.20. Aku dan kawan-kawan berencana memotret sunset di pantai Kuta. Kami segera menuju ke sana. Mitha kini berjalan di sebelahku. “Bli, nama kamu siapa sih kalo boleh tau? Masa daritadi aku belum tau nama kamu”, Tanya Mitha. “Kenalin nama aku Vano dek”, akupun menjawab. “Ooh, kalo lengkapnya?”, tanyanya lagi. “Emang penting buat kamu? Haha”, aku tertawa. “ I just want to know, no more”, keluhnya. “ iya deh, nama lengkapku Ervano Made Andra”, jawabku. “Kenapa ngga di panggil Raka aja? Ato mungkin Andra”, pertanyaannya makin menjadi-jadi. “Hahaha nanya ibu aku aja deh ya, dasar kamu ini aneh banget”, aku tertawa sejadi-jadi nya.
Tiba-tiba di perjalanan kami, Mitha terjatuh. Entah apa yang terjadi padanya. Ternyata kaki nya kram. Mungkin dia terlalu lelah, apalagi kami jalan kaki menuju pantai Kuta. Dengan sigap aku memegangnya, karena dia berada disebelahku. Kini aku memijat kaki nya. Teman-teman fotografer meninggalkan kami berdua karna mengejar sunset. Akhirnya aku memutuskan untuk menggendong Mitha saja. 
Sesampainya di pantai Kuta, aku lebih memilih menemani Mitha ketimbang mengambil landscape sunset senja ini. Kasiahan juga jika dia sendirian, sedangkan kakinya masih sakit. Aku duduk tepat disampingnya. Kami sempat bercakap-cakap, bersenda gurau, dan berbagi cerita. Tak ku sangka aku dapat se akrab ini dengannya. Ini adalah puncak waktu dimana indah nya sunset. Kami berdua terdiam. 



Dia tiba-tiba memegang tanganku. “Bli, ini pertama kali nya kita ketemu dan berkesan banget buat aku. Mungkin esok hari kita sudah berpisah lagi, jadi kenanglah hari ini. Thanks buat perhatian yang udah kamu kasih, thanks juga udah curi-curi pandang ke aku hahaha”, dia pun tertawa. Aku tersenyum dan semakin erat memegang tangannya, “Iya dek sama-sama ya, haha jadi malu nih ketauan curi-curi pandang”, balasku.
Mitha menyandarkan kepalanya di pundakku, dan kami menikmati sunset senja hari di Pantai Kuta dengan hati berbunga-bunga.
***
2 hari setelah itu, aku kembali ke Jakarta. Kembali pula Bastian menjemputku. Kuceritakan semua pengalamanku di Bali. Momen terindah yang pernah ku alami. Kenangan itu takkan pernah ku lupa. Aku rindu Sunset di Senja Hari bersamanya









Sinopsis

Liburan kini aku kembali ke Bali. Aku bertemu dengan seorang gadis bernama Mitha. Semua berawal dari pemotretan. Pertemuan singkat itu merupakan kenangan terindah dengan Bidadari ku. Kami memang belum saling menyatakan perasaan, namun dari sorot matanya, aku tau dia juga mencintaiku. Hari itu selalu ku kenang dengan keindahan Sunset Senja Hari, duduk berdua dan saling berpegang tangan. Walau hanya sekejap, aku yakin aku akan mersakan keindahannya lagi.

 SEORANG GADIS ITU.....
 18 April 2010 
Seorang gadis itu...
Yang lembut fitrah tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati ... tulus wajahnya, setulus rasa membisik di jiwa, di matanya cahaya, dalamnya ada air, sehangat cinta, sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya ...
Seorang gadis itu ...
hatinya penuh manja, penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi ... cinta untuk dirasa ...
namun manjanya bukan untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia ... ia bisa kuat, bisa jadi tabah, bisa ampuh menyokong, pahlawan-pahlawan dunia ... begitu unik tercipta, lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada jasad yang gagah ...

Seorang gadis itu ...
teman yang setia, buat Adam dialah Hawa, tetap di sini ... dari indahnya jannah, hatta ke medan dunia, hingga kembali mengecap nikmatNya ...
Seorang gadis itu ...
bisa seteguh Khadijah, yang suci hatinya, tabah & tenang sikapnya, teman lah-Rasul, pengubat duka & laranya ... bijaksana ia, menyimpan ilmu, si teman bicara, dialah Ã’ishah, penyeri taman Rasulullah, dialah Hafsah, penyimpan mashaf pertama kalamullah ...

Seorang gadis itu ...
bisa setabah Maryam, meski dicaci meski dikeji, itu hanya cerca manusia, namun sucinya ALLah memuji ... seperti Fatimah kudusnya, meniti hidup seadanya, puteri Rasulullah ... kesayangan ayahanda, suaminya si panglima agama, di belakangnya dialah pelita, cahya penerang segenap rumahnya, ummi tersayang cucunda Baginda ... bisa dia segagah Nailah, dengan dua tangan tegar melindung khalifah, meski akhirnya bermandi darah, meski akhirnya khalifah rebah, syaheed menyahut panggilan Allah.
Seorang gadis itu ...
perlu ada yang membela, agar ia terdidik jiwa, agar ia terpelihara ... dengan kenal Rabbnya, dengan cinta Rasulnya ... dengan yakin Deennya, dengan teguh aqidahnya, dengan utuh cinta yang terutama, Allah jua RasulNya, dalam ketaatan penuh setia . pemelihara maruah dirinya, agama, keluarga & ummahnya ...

Seorang gadis itu ...
melenturnya perlu kasih sayang, membentuknya perlu kebijaksanaan, kesabaran dan kemaafan, keyakinan & penghargaan, tanpa jemu & tanpa bosan, memimpin tangan, menunjuk jalan ...