Militer Korea Selatan (Foto: Reuters)
SEOUL - Korea Utara (Korut) kembali menyalahkan Korea Selatan (Korsel) karena telah memicu serangan artileri yang mematikan ke pulau milik Korsel di wilayah perbatasan. Korsel juga memperingatkan bahwa mereka siap untuk menyerang lagi apabila diperlukan.
Negara komunis, yang memiliki nama resmi Democratic People's Republic of Korea (DPRK), tersebut mengakui bahwa mereka menembakkan serangkaian peluru artileri pada Selasa, 23 November, lalu karena Korsel tidak menyudahi latihan militer mereka di wilayah perbatasan laut antara kedua negara.
"Korut memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan saat ini tengah berupaya melakukan pengendalian diri yang luar biasa. Peluru artileri dari tentara kami sebagai penegak keadilan selalu siap untuk kembali ditembakkan," demikian pernyataan pemerintah Korut yang dirilis Rabu malam.
Serangan Korut ke Pulau Yeonpyeong, yang terletak dekat perbatasan kedua negara di laut Kinung, menewaskan sedikitnya empat orang. Dua orang dari kalangan militer dan dua orang lainnya adalah warga sipil. Demikian dilansir AFP, Kamis (25/11/2010).
Insiden seringkali terjadi di daerah perbatasan tersebut karena Ptongyang tidak menyetujui garis demarkasi di wilayah perairan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Perang Korea mengalami gencatan senjata pada 1953.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri, Korut mengulangi pernyataan bahwa Seoul adalah pihak yang memprovokasi atau memicu serangan yang mereka lakukan. Korsel dianggap telah menembakkan peluru ke wilayah perairan yang diklaim sebagai milik Korut.
"Musuh menembakkan peluru dari pulau yang berada tidak jauh dari wilayah kami yang mana itu tepat di depan mata kami," ungkap juru bicara tersebut.
Negara komunis, yang memiliki nama resmi Democratic People's Republic of Korea (DPRK), tersebut mengakui bahwa mereka menembakkan serangkaian peluru artileri pada Selasa, 23 November, lalu karena Korsel tidak menyudahi latihan militer mereka di wilayah perbatasan laut antara kedua negara.
"Korut memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan saat ini tengah berupaya melakukan pengendalian diri yang luar biasa. Peluru artileri dari tentara kami sebagai penegak keadilan selalu siap untuk kembali ditembakkan," demikian pernyataan pemerintah Korut yang dirilis Rabu malam.
Serangan Korut ke Pulau Yeonpyeong, yang terletak dekat perbatasan kedua negara di laut Kinung, menewaskan sedikitnya empat orang. Dua orang dari kalangan militer dan dua orang lainnya adalah warga sipil. Demikian dilansir AFP, Kamis (25/11/2010).
Insiden seringkali terjadi di daerah perbatasan tersebut karena Ptongyang tidak menyetujui garis demarkasi di wilayah perairan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Perang Korea mengalami gencatan senjata pada 1953.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri, Korut mengulangi pernyataan bahwa Seoul adalah pihak yang memprovokasi atau memicu serangan yang mereka lakukan.
"Musuh menembakkan peluru dari pulau yang berada tidak jauh dari wilayah kami yang mana itu tepat di depan mata kami," ungkap juru bicara tersebut.
Jakarta Time
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar