Riau, Surga Transaksi Gelap Satwa Langka

PEKANBARU - Perburuan satwa langka di provinsi Riau kian marak. Pelaku kejahatan kerap menyelundupkan satwa ke luar negeri melalui Riau.

Polda Riau menyebutkan, sejumlah tempat di Riau menjadi target perdagangan satwa langka yang dilindungi itu di antaranya Kabupaten Kampar, Bengkalis, Indragiri Hilir (Inhil) dan Kota Pekanbaru.


Demikian dijelaskan Kepala Bagian Satuan Tindak Pidana Tertentu Polda Riau Kompol Sudarianto dalam pemaparan kasus perdagangan satwa yang marak di Riau. Polda Riau berjanji akan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku transaksi satwa langka.

“Misalkan kejadian perdagangan satwa illegal di Bengkalis itu rata-rata diselundupkan ke Malaysia melalui jalur laut. Kalau Inhil itu juga biasanya yang kita tangani diselundupkan ke Batam, baru ke Singapura atau Malaysia,” kata Sudarianto di Pekanbaru, Rabu, (15/12/2010). Satwa  yang marak diperdagangkan adalah harimau, gajah, teringgiling termasuk beruang.

Sejauh ini Polda Riau mengaku mengeluhkan minimnya dana dalam penyelidikan kasus pengungkapan perdagangan satwa liar. “Selama ini kasus yang kita tangani hanya bersifat insiden. Para pelaku yang kita tangkap kebanyakan saat razia. Karena misalnya melakukan otopsi gajah itu sangat mahal biaya. Sedangkan kita terbatas dana,” ujarnya.

Bahkan sejauh ini perdagangan satwa langka merupakan tertinggi kedua setelah kasus narkoba. Dimana omset perdagangan illegal ini mencapai Rp9 triliun pertahun.

“Modusnya yang sedang tren adalah melalui perempuan. Misalnya yang kita tangkap belum lama ini dalam kasus perdagangan teringgiling adalah ibu-ibu di Kabupaten Kampar. Tidak kita tahan salah, kita tahan dia juga mengurus anaknya” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Center For Environmental Law (ICEL) Rino Subagio berharap institusi penegakan hukum seperti polisi, jaksa dan hakim harus  memberi hukuman berat kepada pelaku kejahatan terhadap satwa yang dilindungi.