Kecelakaan Kapal di Australia Tiga Warga Indonesia di Antara 42 Korban Selamat

Foto: Julia Gillard ketika sedang memberikan keterangan pers. (Reuters)

SIDNEY - Perdana Menteri Australia Julia Gillard menyebut ada tiga warga Indonesia di antara 42 korban yang selamat dari kecelakaan maut di tepi Pulau Natal. Dalam kesempatan itu, Gillard juga mengatakan harapan ditemukannya korban yang masih selamat dari kecelakaan kapal pada dua hari lalu sangatlah kecil.


Kapal yang membawa para pencari suaka  yang diperkirakan berasal dari Iran dan Irak itu, menghantam sebuah karang besar setelah selama beberapa saat terombang-ambing diterjang gelombang. Penyebab kecelakaan diperkirakan akibat mesin kapal mati ketika hendak berlabuh di Pulau Natal.

Gillard mengatakan dalam sebuah pernyataan dua penyelam telah menemukan dua jasad korban kapal nahas itu. Penemuan dua korban itu membuat jumlah resmi korban tewas menjadi 30 orang. Usaha pencarian masih terus dilanjutkan lewat jalur air dan udara.

"Kami harus menghadapi kenyataan bahwa pada tahap ini kemungkinan menemukan korban selamat sudah semakin mengecil," ujar Gillard kepada para wartawan, seperti dikutip AFP, Jumat (17/12/2010).

"Masih belum jelas berapa jumlah pasti penumpang yang ada di dalam kapal tersebut. Dan mungkin kita tidak akan pernah mengetahui jumlah korban secara pasti," lanjutnya.

Perahu kayu tersebut dipenuhi dengan para pengungsi dari Irak, Kurdi dan Iran. Mereka menaiki kapal tersebut bersama keluarganya untuk mencari suaka di negeri kanguru. Nasih nahas menimpa ketika perahu yang mereka tumpangi kehilangan kendali dan akhirnya menghantam karang besar di sekitar Pulau Natal, yang terletak sekira 2.600km dari Australia daratan.

Australia memiliki kebijakan menahan para pencari suaka yang datang ke negaranya untuk kemudian diproses apakah mereka memiliki hak mendapatkan suaka atau tidak. Australia menggunakan Pulau Natal sebagai tempat penampungan sementara para pencari suaka itu sebelum diproses