Foto: Reuters
RIYADH - Arab Saudi dianggap sebagai lumbung uang bagi kelompok teroris seperti Taliban di Afghanistan dan Laskhar E Taiba (LeT) di Pakistan. Namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton menyatakan Pemerintah Arab sepertinya enggan menghentikan aliran uang kepada kelompok teroris tersebut.
"Pemerintah Arab Saudi harus bertindak kritis terhadap pendukung dana besar bagi Al Qaeda, Taliban, Lashkar e Taiba dan kelompok teroris lainnya," ungkap Menlu Clinton dalam kawat diplomatik yang dibocorkan oleh situs Wikileaks, seperti dikutip The Guardian, Senin (6/12/2010).
"Para pendonor di Arab Saudi menyumbang dana paling banyak kepada kelompok teroris di seluruh dunia," kembali Clinton menyatakan.
Tiga negara Arab yang dinyatakan sebagai sumber uang bagi militan antara lain Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.
Bocoran dari WikiLeaks tersebut menyebutkan faktor yang dilupakan dalam konflik di Pakistan dan Afghanistan adalah kekerasan yang sebagian besar yang didanai oleh pengusaha Arab Saudi. Banyak dari pengusaha ini tidak tersentuh oleh pemerintah di negara-negara Arab.
Pihak Amerika memperkirakan kelompok teroris ini mencari dana saat musim haji. Lemahnya pengawasan keamanan saat haji membuat peluang mencari dana bantuan semakin besar.
Bahkan kelompok teroris seperti LeT mampu meraih dana operasi setiap tahunnya hingga USD5,25 juta atau sekira Rp47,3 miliar (Rp9,010 per dolar)
"Pemerintah Arab Saudi harus bertindak kritis terhadap pendukung dana besar bagi Al Qaeda, Taliban, Lashkar e Taiba dan kelompok teroris lainnya," ungkap Menlu Clinton dalam kawat diplomatik yang dibocorkan oleh situs Wikileaks, seperti dikutip The Guardian, Senin (6/12/2010).
"Para pendonor di Arab Saudi menyumbang dana paling banyak kepada kelompok teroris di seluruh dunia," kembali Clinton menyatakan.
Tiga negara Arab yang dinyatakan sebagai sumber uang bagi militan antara lain Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.
Bocoran dari WikiLeaks tersebut menyebutkan faktor yang dilupakan dalam konflik di Pakistan dan Afghanistan adalah kekerasan yang sebagian besar yang didanai oleh pengusaha Arab Saudi. Banyak dari pengusaha ini tidak tersentuh oleh pemerintah di negara-negara Arab.
Pihak Amerika memperkirakan kelompok teroris ini mencari dana saat musim haji. Lemahnya pengawasan keamanan saat haji membuat peluang mencari dana bantuan semakin besar.
Bahkan kelompok teroris seperti LeT mampu meraih dana operasi setiap tahunnya hingga USD5,25 juta atau sekira Rp47,3 miliar (Rp9,010 per dolar)
Jakarta Time
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar